" Area parkir Obyek Wisata Guci, mungkin ini bukanlah pemandangan yang indah karena kami tak sempat mengabadikan apa saja yang ada dalam wisata ini, kami terlalu asik bermain sehingga lupa akan kenangan..."
* * * * * * * * * * * * * *
Guci Indah adalah Objek wisata yang
berada di Desa Guci Kecamatan BumijawaKabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha,
terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal
berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan.
Air
yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa
menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya,
khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tiga
belas buah.
Ada
sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian
umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun
Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15
meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk
berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan
tarif sewa yang relatif murah.
Fasilitas
yang tersedia antara lain penginapan (kelas melati sampai berbintang), wisata
hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak
bola, dan bumi perkemahan.
Legenda, Obyek
Wisata Guci
Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam
Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon, kalau mandi pada pukul 12
malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan
ini sudah turun-temurun.
Diceritakan air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo
kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah
bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci
(poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi
pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat
terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat
saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang
penuh rahmat ini.
Sejarah, Obyek
Wisata Guci
Obyek Wisata Guci bermula setelah ditemukannya sumber
mata air (bahasa jawa: tuk) di Desa Guci dan diteliti tidak mengandung racun.
Maka pada tahun 1974 pemandian air panas dibuka untuk umum dengan fasilitas
yang masih alami dan belum dibuat seperti sekarang ini, wisatawan masih mandi
di bawah gua sumber mata air panas yang konon tempat itu merupakan daerah
kekuasaan dayang Nyai Roro Kidul yang bertugas di wilayah sungai sebelah utara
Gunung Slamet atau lebih dikenal Kali Gung. Dinamakan Kali Gung sebab
bersinggungan dengan mata air yang agung yakni aliran mata air panas yang
melimpah sepanjang tahun, dayang Nyai Roro Kidul bernama Nyai Rantensari yang
berwujud naga maka di Pancuran 13 tersebut dibuat Patung Naga untuk
mengingatkan akan daya mistis yang ada dikawasan Obyek Wisata Guci.
Di kawasan tersebut juga terdapat pohon beringin dan
pohon karet yang sudah ratusan tahun yang konon ditanam oleh keturunan Kyai
Klitik yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah Abdurahim pada tahun 1918. Dengan
maksud agar daerah tersebut tidak mudah longsor, kuat serta rindang. Sampai
sekarang pemandian air panas Guci menyimpan misteri kegaibannya sebab merupakan
peninggalan para wali terdahulu penyebar agama islam, dan masih banyak tempat –
tempat yang menyimpan sejarah seperti petilasan Kyai Mustofa dan makamnya di
Pekaringan berjarak 5 KM dari Desa Guci, Kyai Mustofa adalah seorang ulama
keturunan kanjeng Sunan Gunungjati yang syiar Islam kemudian bertapa di Desa
Guci pada zaman cucu Kyai Klitik.
Ulama inilah yang memberi nama air terjun di sebelah atas
Pemandian Pancuran 13 yaitu Curug Serwiti sebab banyak muncul burung serwiti
dan diatas curug itu ada lagi sebuah curug yang indah bernama Curug Jedor yang
tidak pernah diketahui asal muasal nama tersebut.